Selasa, 01 Maret 2011

Berita Kriminal 1 (Artis dan Narkoba)

BEKASI (1/3)
Itulah sepertinya judul yang tepat untuk kondisi public figur sekarang ini. Apakah begini kondisi artis sekarang ini, sepertinya tak ada satupun artis yang menjadi tauladan bagi masyarakat dan penggemarnya. Semuanya kebanyakan berakhir menjadi pengguna narkoba. Lihat saja dari pelawak sampai artis. Dari yang senior sampai yang junior. Semuanya tak ada yang terlewat dari jerat narkoba.

Apakah kita masih saja menggunakan bahasa “KORBAN NARKOBA” daripada dengan bahasa “PENGUNA NARKOBA”?

Itu seharusnya menjadi tanya besar bagi para pendidik, ahli psikologi dan pemerintah. Negara ini sudah terlalu senang dengan penggunaan bahasa yang dihaluskan. Jadi semua semakin membuyarkan makna dan bahaya yang menghadang. Contoh, penggunaan kata “pelacur”, diganti dengan bahasa “Pekerja Seks Komersial” yang dihaluskan dan membuat PSK dan masyarakat terhibur, dan sebenarnya masih banyak lagi. Karena penulis bukan memfokuskan pada hal-hal tersebut, maka biar yang berwenang saja yang menguraikan. Kenapa penulis katakana demikian. Penggunaan bahasa yang terlalu dihaluskan membuat orang dan masyarakat berfikir bahwa mereka bukan merusak orang lain tetapi merusak diri mereka sendiri.

Tapi ternyata kenyataan berbicara lain. Bukan diri mereka saja yang rusak, tapi semuanya. Keluarga, masyarakat, agama dan negara. Jadi berhentilah menggunakan bahasa yang halus. Karena pengunaan kata itu menipu seluruh masyarakat umum. Bagaimana kita bisa mengatakan “KORBAN” padahal jelas-jelas mereka membeli dengan uang sendiri, memakai barang sendiri dan menikmati sendiri. Itu jelas berbeda dengan makna “KORBAN” yang sesungguhnya, seperti dua orang murid SD (kembar) yang disuruh oleh orang untuk menelan pil KOPLO sampai akhirnya mendapat perawatan dirumah sakit. Itu yang menurut penulis yang disebut dengan “KORBAN”

Jika saja pemerintah sadar dan pro aktif mendidik masyarakat agar menjauhi narkoba, hal-hal seperti ini pasti tidak terjadi. Bagaimana mendidiknya? Bukan dengan slogan dan kata-kata saja. Pidato sekarang ini tak berguna. Pemimpin berpidato, masyarakat sedang berfikir bagaimana caranya hari ini makan.

Pro aktif itu maksudnya, gunakan Slogan dan tindakan yang nyata, seperti :

1. Pemberian alokasi dana untuk pendidikan minimal 20% bagi rakyat.
2. Memaksimalkan hukuman bagi semua yang bersalah.
3. Bebaskan kantor-kantor pemerintahan dari KKN.
4. Berani untuk menindak tegas semua yang bersalah.
5. Dan berikan polisi kekuatan hukum tanpa diikuti pesan dari orang tertentu saja.
6. Jadikan Pengadilan untuk mendapatkan keadilan yang adil.

Jadi bagaimanapun juga pemerintah yang bertanggungjawab atas semua yang terjadi. Ingat, mereka dulu yang mengajukan diri untuk diangkat jadi pemimpin, jadi suatu saat perbuatan itu akan ditanya oleh yang mempunyai hidup

Jadi gunakan hukum untuk menghukum orang yang bersalah dengan seberat-beratnya. Bukan dengan hukuman yang minimal. Itu membuat efek jera orang yang bersalah tidak maksimal.

Sebenarnya kalau mereka sadar bahwa mereka (pemerintah dan artis red) yang bisa merubah negara ini, seharusnya mereka berbuat lebih banyak untuk memajukan bangsa dan negara ini.Kapankah kita akan punya contoh dan suri tauladan yang baik untuk rakyat sekarang ini, yang untuk hidup saja sudah sangat susah dan menyedihkan.

Berita Kriminal 2 (Curanmor Beraksi Lepas Maghrib)

JAKARTA (25/2)
Pencurian motor di Jakarta kian meningkat. Maling motor ini paling sering beraksi mulai pukul 18.00 WIB-06.00 WIB atau selepas maghrib hingga pagi hari.

"Pencurian kendaraan bermotor rata-rata terjadi mulai pukul 18.00 WIB sampai dini hari," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Data Biro Operasi Polda Metro Jaya pada tahun 2010, pencurian motor terjadi sebanyak 9.112 kasus. Dari angka tersebut, 2.030 kasus terjadi pada pukul 03.00-06.00 WIB.

Pada pukul 24.00-03.00 dini hari, pencurian motor terjadi 1.406 kasus. Kemudian pada pukul 21.00-24.00 malam, pencurian motor mencapai 1.229 kasus.

Sedangkan pada pukul 18.00-21.00 malam, pencurian terjadi sebanyak 1.727 kasus. Pada sore hari dan pagi hari, pencurian motor juga terjadi.

"Tapi tidak sesering seperti pukul 18.00-06.00 WIB," katanya.

Jam kerawanan juga terpetakan sama pada pencurian mobil. Di mana 487 kasus dari 1.598 kasus pencurian mobil terjadi paling banyak pada pukul 03.00-06.00 WIB.

Pada pukul 24.00-03.00 WIB, pencurian mobil terjadi sebanyak 342 kasus. Kemudian pada pukul 21.00-24.00 WIB, pencurian mobil terjadi sebanyak 182 kasus.

Untuk mengantisipasi pencurian kendaraan bermotor, polisi rutin melakukan patroli di masing-masing wilayah per Polsek. "Patroli ini rutin kita lakukan," ucap Baharuddin.

Polisi juga dibantu oleh Babinkamtibmas dalam mengontrol situasi keamanan penduduk pada malam hari.

"Kita juga mengedepankan Hansip, Siskamling untuk membantu mengawasi keamanan perumahan," terangnya.

Polda Metro juga mengimbau kepada para pengendara untuk memberikan pengamanan ganda pada kendaraannya, disamping kunci kontak.

"Untuk motor, bisa dipasang lagi kunci pada cakram. Kalau mobil, dikunci stirnya," sarannya.

Berita Kriminal 3 (Drummer Padi Diciduk Aparat)

JAKARTA (28/2)
Drummer band Padi, Yoyo diringkus polisi karena kasus narkoba pada Minggu (27/2/2011) dini hari di Apartemen Sudirman Park, Jakarta Selatan.

Kanit 2 Direktur Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Siswandi mengungkapkan pihaknya sudah mengincar Yoyo sejak lima bulan lalu. Pemilik nama lengkap Surendro Prasetyo itu masuk dalam daftar 12 artis yang diduga sebagai pengguna narkoba.

Berita Budaya 1 (Ulangtahun Pagar Nusa Dimeriahkan Bola Api)

BEKASI (28/2)
Siapa yang tidak suka sepak bola, tapi jika bola yang digunakan adalah bola api, apa jadinya? Itulah yang kemarin (3-6/11) menjadi tontonan menarik di UIN Malang.
Sepak bola api itu diadakan oleh aktifis mahasiswa pencak silat Pagar Nusa (PN) UIN Malang dalam rangka Dies Maulidiyahnya yang kedelapan.
Lomba sepak bola api yang diikuti oleh seluruh sivitas akademika UIN Malang berlangsung selama empat hari. Meski sempat gerimis, namun peserta maupun penonton tak beranjak sedikitpun, mereka sangat antusias melihat pertandingan yang cukup berbahaya tersebut.
Beberapa pemain ada yang mengalami kebakaran celananya dan sedikit luka di bagian kaki akibat kena bola api yang terbuat dari buah kelapa tersebut. Serunya pertandingan tersebut membuat pihak panitia kewalahan menyediakan bola api dan puluhan liter minyak tanah.
Tak terasa hingga babak final, pertandingan menghabiskan 60 bola api yang terbuat dari kelapa. Padahal harga kelapa saat itu mencapai 4500 hingga 5000 per buah. Sedangkan setiap buahnya membutuhkan satu liter minyak tanah. “Tak disangka pertandingan bola api ini menghabisakan 60 buah kelapa,” ungkap Firyus, salah seorang panitia yang mengaku senang.
Pertandingan sepak bola api itu semakin menarik karena diadakan pada malam hari. Meski pertandingan itu menegangkan, akan tetapi tak membuat penonton takut, malahan banyak yang mendekat hinga garis pembatas lapangan.
Mahasiswa semester II mendominasi hasil pertandingan. Terbukti juara satu dan dua diborong oleh mahasiswa yang belum genap satu tahun di kampus ini. Mereka adalah penghuni Ibnu Khaldun dan Ibnu Sina, masing-masing juara I dan II.
“Dengan digelarnya perlombaan bola api ini diharapkan dapat menjalin solidaritas antar sivitas akademika UIN Malang,” ungkap Firyus. Ia juga berharap perlombaan ini dapat memberikan hiburan dalam rangka Dies Maulidiyah PN yang ke delapan ini.
Hal senada diungkapkan Andri, ketua PN Malang. Menurutnya pertandingan skala lokal tersebut rencananya akan terus digelar dan dikembangkan. Pasalnya, kegiatan olahraga dengan bola api tersebut cukup unik dan sangat menantang adrenalin para pemain. “Akan tetapi yang terpenting dari pertandingan ini para pemain harus pandai-pandai menjaga dirinya masing-masing dari terpaan bola api yang membara,” tutur Andri, ketua PN UIN Malang.

Berita Budaya 2 (Sejarah Pencak Silat JawaBarat)

BEKASI (1/3)
Sejak dulu Cianjur dikenal dengan Seni Bela Diri Pencak Silat yang menghasilkan berbagai aliran terkenal, antara lain aliran Cikalong, Cimande dan Sabandar. Pencipta dan penyebar aliran Pencak Silat Cikalong adalah R. Djajaperbata atau dikenal dengan nama R.H. Ibrahim. Aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan rasa yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan dan dapat melumpuhkannya.

Ciri lain adalah ilmu pukulan (ulin peupeuhan-bahasa sunda) yang mengandalkan kecepatan gerak dan tenaga ledak. R.H. Ibrahim meninggal tahun 1906 dimakamkan di pemakaman keluarga Dalem Cikundul, Cikalong Kulon Cianjur. Pada era yang sama, di Cianjur muncul tokoh Pencak Silat bernama Muhammad Kosim di Kampung Sabandar Karang Tengah Cianjur dikenal sebagai Mama Sabandar. Salah satu ciri aliran ini adalah kemahiran dalam mengeluarkan tenaga yang dikenal dengan nama Liliwatan.

Dalam perkembangannya, Pencak Silat Cianjur menghasilkan aliran-aliran baru seperti aliran Cikaret, Bojongherang dan lain-lain. Dalam dunia persilatan, Cianjur banyak menghasilkan tokoh-tokoh antara lain: R. Abah M. Sirod, R. Didi Muhtadi (Gan Didi), R.O. Saleh (Gan Uweh), Abah Aleh, R. Idrus, R. Muhidin dan masih banyak lagi. Sedangkan tokoh Maenpo (Pencak Silat Peupeuhan) antara lain : Rd. H. Ibrahim, H. Toha, Aa Dai, Wa Acep Tarmidi, Abah Salim, Adung Rais dan yang lainnya.

Berita Budaya 3 (Sejarah Tari Pendet)

BEKASI (1/3)
Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari Bali, I Nyoman Kaler, pada tahun 1970-an

yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif.

Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura, yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam marcapada, merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara. Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawaii. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan yang kental. Dan tari pendet disepakati lahir pada tahun 1950.

Tari Pendet Sakral

Biasanya Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh para putri, dan lebih dinamis dari tari Rejang. Ditampilkan setelah tari Rejang di halaman Pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih). Para penari Pendet berdandan layaknya para penari upacara keagamaan yang sakral lainnya, dengan memakai pakaian upacara, masing-masing penari membawa perlengkapan sesajian persembahan seperti sangku (wadah air suci), kendi, cawan, dan yang lainnya.

Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Wayan Dibia, menegaskan bahwa menarikan tari Pendet sudah sejak lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Hindu Bali.

Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok remaja putri, masing-masing membawa mangkuk perak (bokor) yang penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau memulai suatu pertunjukkan (1999: 47).

Pencipta atau koreografer bentuk modern tari Pendet ini adalah I Wayan Rindi (?-1967), merupakan penari yang dikenal luas sebagai penekun seni tari dengan kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni tari Bali melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Semasa hidupnya ia aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari Pendet kepada keturunan keluarganya maupun di luar lingkungan keluarganya.

Menurut anak bungsunya, I Ketut Sutapa, I Wayan Rindi memodifikasi Tari Pendet sakral menjadi Tari Pendet penyambutan yang kini diklaim Malaysia sebagai bagian dari budayanya. Keluarga I Wayan Rindi sangat menyesalkan hal ini. Semasa hidupnya I Wayan Rindi tak pernah berpikir untuk mendaftarkan temuannya agar tak ditiru negara lain.

Tari Pendet Penyambutan

Di samping belum ada lembaga hak cipta, tari Bali selama ini tidak pernah dipatenkan karena mengandung nilai spiritual yang luas dan tak bisa dimonopoli sebagai ciptaan manusia atau bangsa tertentu. Dalam hal ini, I Ketut Sutapa, dosen seni tari Institut Seni Indonesia (ISI) Bali mengharapkan pemerintah mulai bertindak untuk menyelamatkan warisan budaya nasional dari tangan jahil negara lain.

Menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan sejarah seharusnya lebih proporsional dari pendekatan ilmu pengetahuan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), karena HAKI adalah produk budaya barat yang baru eksis kemudian. HAKI tidak cukup layak mengamankan produk-produk budaya sebelum HAKI didirikan, apa lagi pemanfaatannya lebih berorientasi kolektifitas, bukan individualitas seperti paham budaya barat.

HAKI tidak akan sepenuhnya dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat beradab dan bermartabat. HAKI diarahkan untuk kepentingan ekonomis, sedangkan produk-produk budaya Indonesia lebih berorientasi kepentingan sosial.

Berita Politik 1 (Anggota DPR tantang Ahmadiyah)

JAKARTA (25/2)
Polemik seputar ajaran Ahmadiyah belum juga terselesaikan. Beberapa kelompok Islam mendesak agar Ahmadiyah dibubarkan.

Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR Ramadhan Pohan meminta agar kelompok kelompok Islam yang menginginkan hal tersebut untuk datang ke DPR.

"Kalau hal seperti ini, bapak punya wakil di DPR sampaikan di DPR. Saya bukan pengikut Ahmadiyah, tahu ajaran Ahmadiyah, saya sedih di sana. Namun persoalan ini harus kita selesaikan secara konstitusional," kata Ramadhan saat diskusi bertajuk Akankah Revolusi Sampai Ke Indonesia, Rabu (24/2/2011).

Terkait Ahmadiyah, diakui Ramadhan, SBY pernah memanggil anggota DPR termasuk dirinya.

Hingga saat ini, masalah Ahmadiyah dianggap masih sangat kompleks. Pasalnya jumlah pengikutnya di Indonesia mencapai sekira 500 ribu orang.

"Mereka tetap mengaku Islam. Mari kita melakukan dialog pencerahan, tidak bisa gunakan kekerasan akan jadi preseden buruk," tambahnya.